Sony A7C adalah salah satu kamera mirrorless full-frame paling ringkas yang pernah dirilis. Dirancang untuk para fotografer dan videografer yang menginginkan kualitas gambar kelas profesional dalam bodi kompak, A7C mencoba menyatukan dua dunia: portabilitas kamera APS-C dan performa kamera full-frame. Dalam artikel ini, saya, sebagai penulis utama di kameradigital.co.id dan pakar kamera digital selama lebih dari 15 tahun, akan mengupas secara menyeluruh kelebihan, kekurangan, serta membandingkannya dengan beberapa kamera sekelas lainnya.
Desain dan Ergonomi Sony A7C
Salah satu daya tarik utama Sony A7C adalah ukurannya. Kamera ini memiliki dimensi yang sangat kompak untuk kategori full-frame, bahkan lebih kecil dari banyak kamera APS-C. Desainnya menyerupai kamera rangefinder klasik, dengan viewfinder di pojok kiri atas.
Bobotnya hanya sekitar 509 gram (termasuk baterai dan kartu memori), menjadikannya ideal untuk travel dan street photography. Grip-nya cukup nyaman meskipun tidak sebesar seri A7 III. Bodi terbuat dari magnesium alloy yang tahan lama, dan desain weather-sealed membantu menjaga performa saat digunakan di kondisi lingkungan menantang.

Spesifikasi Teknis Sony A7C
Berikut adalah tabel spesifikasi lengkap dari Sony A7C:
Spesifikasi | Detail |
---|---|
Sensor | Full-frame 24.2MP CMOS Exmor R BSI |
Image Processor | BIONZ X |
Mount Lensa | Sony E-mount |
ISO | 100-51.200 (dapat diperluas hingga 204.800) |
Sistem Autofokus | 693 titik phase-detection, Real-time Eye AF |
Video | 4K 30fps, Full HD 120fps |
Viewfinder | 2.36 juta titik OLED EVF |
Layar | 3.0″ Vari-angle LCD touchscreen, 921k titik |
Stabilizer | 5-axis in-body stabilization (IBIS) |
Baterai | NP-FZ100, hingga 740 foto per charge |
Konektivitas | Wi-Fi, Bluetooth, USB-C, Micro HDMI |
Slot Memori | 1x SD UHS-II |
Dimensi | 124 x 71.1 x 59.7 mm |
Berat | 509g (dengan baterai dan kartu) |
Performa Foto dan Video
Kualitas Gambar
Sensor 24.2MP di A7C menghasilkan gambar tajam dengan rentang dinamis luas dan reproduksi warna alami. Teknologi back-illuminated CMOS membuat kamera ini sangat handal dalam kondisi cahaya rendah.
Kemampuan autofokus sangat impresif, berkat 693 titik phase-detection yang mencakup 93% area frame. Real-time Eye AF untuk manusia dan hewan berfungsi sangat baik, bahkan dalam kondisi bergerak.
Kemampuan Video
A7C mampu merekam video 4K hingga 30fps dengan oversampling dari 6K, menghasilkan kualitas video yang sangat detail. Terdapat juga opsi Full HD 120fps untuk slow motion. Dukungan S-Log3 dan HLG membuatnya cocok untuk videografer profesional yang membutuhkan fleksibilitas grading warna.
Sayangnya, tidak ada perekaman 10-bit internal, yang bisa menjadi kekurangan dibanding beberapa pesaingnya di tahun 2025.

Kelebihan dan Kekurangan Sony A7C
Kelebihan
- Ukuran kompak untuk kamera full-frame
- Autofokus sangat cepat dan akurat
- Kualitas foto dan video sangat baik
- Baterai tahan lama
- Layar vari-angle sangat mendukung vlogging dan selfie
Kekurangan
- Hanya satu slot SD card
- Tidak ada perekaman 10-bit internal
- Viewfinder beresolusi relatif rendah
- Tidak ada joystick AF
Perbandingan dengan Kamera Serupa
Sony A7C vs Sony A7 III
Fitur | Sony A7C | Sony A7 III |
---|---|---|
Desain | Kompak, rangefinder-style | DSLR-style |
Autofokus | Lebih canggih | Baik tapi tidak secepat |
EVF | 2.36M dot | 2.36M dot |
Layar Vari-angle | Ya | Tidak, hanya tilt |
Slot SD | 1x UHS-II | 2x (1 UHS-II, 1 UHS-I) |
Harga (2025) | Rp 22 juta | Rp 25 juta |
Sony A7C vs Canon EOS R8
Fitur | Sony A7C | Canon EOS R8 |
---|---|---|
Sensor | 24.2MP BSI CMOS | 24.2MP CMOS |
Stabilisasi In-body | Ya | Tidak |
Slot Memori | 1x UHS-II | 1x UHS-II |
Video | 4K 30fps | 4K 60fps |
Berat | 509g | 461g |
Harga (2025) | Rp 22 juta | Rp 20 juta |
Sony A7C vs Sony A7 (Generasi Pertama)
Fitur | Sony A7C | Sony A7 (Gen 1) |
---|---|---|
Sensor | 24.2MP BSI CMOS | 24.3MP CMOS |
Processor | BIONZ X generasi baru | BIONZ X (lama) |
Autofokus | Real-time Eye AF, 693 titik | 117 titik contrast AF |
IBIS | Ya | Tidak |
Video | 4K 30fps | Full HD 60fps |
Layar Vari-angle | Ya | Tidak, hanya tilt |
EVF | 2.36M dot | 2.36M dot |
Slot SD | 1x UHS-II | 1x UHS-I |
Harga Bekas (2025) | Rp 22 juta | Rp 8 juta |
Secara keseluruhan, Sony A7 generasi pertama masih cukup relevan untuk fotografer pemula yang ingin mencicipi dunia full-frame, tetapi jelas tertinggal dalam hal teknologi autofokus, stabilisasi, dan fitur video dibanding A7C. A7C adalah lompatan besar dalam semua aspek, khususnya bagi pengguna yang mengutamakan video dan performa AF modern.

Siapa yang Cocok Memakai Sony A7C?
Sony A7C ideal untuk:
- Travel photographer yang ingin kualitas full-frame tanpa bobot besar
- Vlogger yang membutuhkan layar vari-angle dan autofokus andal
- Videografer semi-pro yang menginginkan IBIS dan warna sinematik
- Fotografer pemula yang ingin naik kelas dari APS-C
Sony A7C adalah perpaduan luar biasa antara portabilitas dan performa. Meski ada beberapa kompromi seperti satu slot SD dan viewfinder biasa saja, keunggulan dalam kualitas gambar, autofokus, dan ukuran menjadikannya pilihan tepat untuk banyak fotografer modern.
Jika Anda mencari kamera full-frame yang ringan tanpa mengorbankan kualitas, A7C masih menjadi salah satu pilihan terbaik di tahun 2025.