Fujifilm XT100 adalah kamera mirrorless entry-level yang menarik perhatian sejak pertama kali dirilis. Kamera ini mengusung desain retro khas Fujifilm, dipadukan dengan fitur yang cukup mumpuni untuk para pemula yang ingin mendalami dunia fotografi lebih serius. Sebagai seorang fotografer dan penulis senior di kameradigital.co.id, saya telah menguji XT100 secara mendalam, baik dalam studio maupun pemotretan di luar ruangan. Dalam ulasan ini, kita akan menyelami kekuatan dan kelemahan Fujifilm XT100 serta membandingkannya dengan kompetitor di kelasnya.
Desain dan Ergonomi
Fujifilm XT100 menawarkan bodi yang ringan namun kokoh. Dengan bobot hanya sekitar 448 gram (termasuk baterai dan kartu memori), kamera ini sangat nyaman dibawa bepergian. Grip-nya dapat dilepas-pasang, memberi fleksibilitas tambahan bagi pengguna.
Desain retro yang elegan dilengkapi dengan dial kontrol di bagian atas, memberikan sensasi kamera analog yang menyenangkan. Layar LCD 3 inci yang bisa diputar ke berbagai arah juga mendukung kebutuhan vlogging dan selfie.

Spesifikasi Teknis Fujifilm XT100
Berikut tabel lengkap spesifikasi utama dari Fujifilm XT100:
Spesifikasi | Detail |
---|---|
Sensor | APS-C CMOS 24.2MP |
Prosesor Gambar | Tidak disebutkan secara eksplisit |
ISO | 200-12800 (expandable ke 100-51200) |
Autofokus | 91 titik dengan phase detection dan contrast |
Layar | 3.0 inci, LCD touchscreen, fully articulating |
Viewfinder Elektronik | 2.36M-dot OLED EVF |
Video | 4K (15 fps), Full HD (60 fps) |
Konektivitas | Wi-Fi, Bluetooth |
Baterai | NP-W126S, hingga 430 foto per pengisian |
Berat | 448 gram (dengan baterai dan SD card) |
Mount Lensa | Fujifilm X Mount |
Built-in Flash | Ya |
Fitur Khusus Fujifilm XT100
Salah satu daya tarik unik dari Fujifilm XT100 adalah integrasi fitur-fitur khas Fujifilm yang memberikan pengalaman fotografi lebih menyenangkan dan hasil visual yang lebih kreatif:
- Film Simulation Modes: XT100 dilengkapi berbagai mode simulasi film khas Fujifilm seperti Velvia, Astia, dan Classic Chrome yang mampu memberikan nuansa warna ala film analog langsung dari kamera tanpa perlu pasca produksi.
- Advanced SR+ Auto Mode: Mode ini memanfaatkan pengenalan scene secara otomatis dan optimalisasi pengaturan kamera agar cocok untuk berbagai kondisi pemotretan — sangat ideal untuk pengguna pemula.
- Electronic Level dan Grid Display: Membantu pengguna menjaga komposisi dan horizontalitas gambar, berguna untuk pemotretan landscape dan arsitektur.
- Microscopic Photography Support: Meski tidak umum diketahui, XT100 dapat digunakan dengan adaptor khusus untuk fotografi mikro menggunakan mikroskop, berguna di bidang edukasi dan sains.
- Eye Detection AF: Meskipun sederhana, fitur ini cukup akurat untuk menghasilkan fokus tajam pada mata subjek, terutama dalam pemotretan potret.
Kualitas Gambar
Salah satu keunggulan utama dari XT100 adalah kualitas gambar yang dihasilkan oleh sensor APS-C 24.2MP. Kamera ini mampu menghasilkan foto dengan detail tajam, warna yang akurat, dan dynamic range yang cukup baik di kelasnya. Fujifilm juga menghadirkan Film Simulation Mode yang ikonik, seperti Classic Chrome dan Velvia, memberi nuansa khas ala film analog langsung dari kamera.
Namun, performa dalam kondisi low-light agak terbatas. Di atas ISO 3200, noise mulai terlihat signifikan, meskipun masih bisa diolah dengan software editing.

Performa Autofokus dan Kecepatan
Dengan 91 titik autofokus dan teknologi phase detection, XT100 cukup andal untuk pemotretan sehari-hari. Meski demikian, kamera ini bukan pilihan terbaik untuk olahraga atau aksi cepat karena kecepatan burst-nya hanya 6 fps dan performa tracking autofokus-nya cenderung lambat.
Untuk subjek statis dan pemotretan potret, hasilnya memuaskan. Eye detection AF bekerja cukup baik untuk potret dengan lensa kit 15-45mm.
Video: Sekedar Tambahan, Bukan Unggulan
Kemampuan merekam video 4K hanya terbatas pada 15 fps, membuatnya kurang ideal untuk videografi serius. Namun, dalam mode Full HD, hasil rekaman cukup baik untuk keperluan casual content atau vlog. Layar vari-angle dan konektivitas Bluetooth sangat mendukung perekaman vlog ringan.
Konektivitas dan Penggunaan Harian
XT100 mendukung Wi-Fi dan Bluetooth untuk memudahkan transfer file ke smartphone menggunakan aplikasi Fujifilm Camera Remote. Navigasi menu intuitif dan UI-nya user-friendly, cocok untuk pemula yang belum familiar dengan kamera mirrorless.
Baterainya tahan lama, dapat digunakan untuk sekitar 400-430 foto, tergolong efisien untuk kelasnya.
Kelebihan Fujifilm XT100
- Desain retro dan ergonomi baik
- Sensor APS-C 24.2MP menghasilkan foto tajam dan kaya warna
- Layar vari-angle mendukung vlog dan selfie
- Harga relatif terjangkau
- Film simulation khas Fujifilm
- Advanced SR+ dan fitur Eye Detection AF
Kekurangan Fujifilm XT100
- Autofokus lambat untuk subjek bergerak cepat
- Video 4K hanya 15 fps
- Tidak ada port mikrofon atau headphone
- Tidak tahan cuaca (weather-sealed)

Perbandingan dengan Kamera Serupa
Untuk memberikan perspektif lebih luas, berikut perbandingan singkat antara Fujifilm XT100, Canon EOS M50, dan Sony Alpha a6100:
Fitur | Fujifilm XT100 | Canon EOS M50 | Sony Alpha a6100 |
---|---|---|---|
Sensor | APS-C 24.2MP | APS-C 24.1MP | APS-C 24.2MP |
Layar Putar | Ya | Ya | Ya |
Video 4K | 15 fps | 24 fps | 30 fps |
Autofokus | 91 titik | Dual Pixel AF | 425 phase detect AF |
EVF | 2.36M-dot OLED | 2.36M-dot OLED | 1.44M-dot OLED |
Burst | 6 fps | 10 fps | 11 fps |
Harga (rata-rata 2025) | Rp 7 juta (second) | Rp 8 juta (second) | Rp 9 juta (second) |
Dari tabel di atas, terlihat bahwa Fujifilm XT100 unggul dalam desain dan fitur warna, namun kalah dari sisi video dan kecepatan AF dibandingkan kompetitor.
Kamera Stylish untuk Fotografer Pemula
Fujifilm XT100 bukanlah kamera tercepat atau paling canggih, tetapi memiliki daya tarik kuat bagi pengguna yang mengutamakan estetika visual, kualitas gambar fotografi harian, dan pengalaman menggunakan kamera yang menyenangkan. Kamera ini sangat cocok untuk pengguna baru yang ingin belajar fotografi dengan gaya dan karakter khas Fujifilm.
Bagi videografer atau pengguna yang lebih fokus pada aksi dan kecepatan, mungkin lebih baik melirik Sony a6100 atau Canon EOS M50. Namun jika Anda mencari kamera mirrorless yang tampak premium dengan hasil foto memuaskan dan harga yang bersahabat, XT100 tetap menjadi salah satu opsi terbaik di kelas pemula.